Sabtu, 19 Desember 2009

Perayaan natal Korwil Surabaya

PERAYAAN NATAL
PERAYAAN NATAL KELUARGA BESAR IKATAN PELAJAR DAN MAHASISWA MIMIKA (IPMAMI) KOORDINATOR WILAYAH SURABAYA, TAHUN 2009
Perayaan Natal korwil Surabaya telah dilaksanakan pada: Hari/tgl : Jumat, 18 Desember 2009. Tempat : di Dinoyo dalam No 49. Waktu : 17:00_ 21. Dalam perayan natalan ini mengangkat Tema: Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan orang berdosa. 1Timotius.1:15b. Sub Tema: Dengan perayaan natal ini marilah kita mengaku dan meninggalkan dosa agar kita diselamatkan Perayaan natal ini diikuti oleh para mahasiswa IPMAMI dan undangan yang jumalahnya sekitar 80 orang termasuk para undangan dan pendamping mahasiswa Matrikulasi. Ibadah perayaan Natal kelahiran Yesus Kristus dipimpin oleh Bapak Pdt. Abraham Lalong S'th dari Gereja GKII Pakis Tirtosari. Dalam pelayanan ibadah beliau mengatakan Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita orang berdosa, maka apakah kita sudah siap untuk meninggalkan dosa kita. Hal yang terpenting dalam hidup ini adalah saudara harus menguasai diri saudara. Tuhan sangat mencitai kita semua. kita tidak boleh ikut arus. Adik- adik dari jauh-jauh datang untuk mencari Ilmu, tetapi yang terpenting dalam hidup ini adalah Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan diberikan oleh Tuhan bagimu, sebab Ilmu dan pengetahuan itu berasal dari Dia. Perayaan natal yang di adakan di korwil Surabaya ini merupakan perayaan natal yang pertama yang diadakan oleh mahasiswa Mimika di kota studi Surabaya, karena tahun-tahun sebelumnya belum pernah diadakan perayaan natal seperti ini, itu pun terjadi karena Mahasiswa Mimika hanya ada Dua orang, sekarang khusus untuk mahasiswa Mimika yang berdomisili di surabaya berjumlah 63 mahasiswa 19 putri dan 46 putra, tidak ada Pelajar.

Kamis, 15 Oktober 2009

SUKU DAMAL TERPECAH

  Dengan adanya kedatangan PT. Freport Indonesia di daerah suku Damal, membuat suku bangsa Damal terpecah-pecah, dengan menyebut sebagian kecil warga suku Damal yang tinggal di bagian selatan pegunungan Kartens sebagai suku bangsa Amungme dan sebagian yang berdomisili di bagian utara pengunungan Kartens adalah suku bangsa Damal dan suku bangsa Delem berdomisili di sepanjang sungai Mambramo (Nogolonogong). Dari ke tiga suku ini saya hanya membahas mengenai suku Damal dan suku Amungme . Dari sudut pandang nenek moyang suku Damal, nama suku Amungme adalah sesuatu yang baru diciptakan untuk suatu kepentingan tertentu.   Secara harafiah, kata Amungme terdiri dari dua kata, yaitu Amung yang artinya suatu daerah yang bergunung-gunung dengan lereng-lereng terjal yang diselimuti oleh kabut tebal dan curah hujan yang tinggi. Tanahnya berbatuan dan dipenuhi dengan pohon-pohon berlumut yang selalu basah. Sedangkan kata Me secara harafiah berarti pria atau laki-laki dari berbagai tingkatan usia. Dalam arti secara luas kata me merujuk pada semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang di sebut manusia. Jadi Amungsa itu nama dusun atau tempat (wilayah) suku Damal. Menurut sejarah nenek moyang hanya satu yaitu ‘ suku Damal’. Jadi Amungme bukan nama suku tetapi nama dusun. Tindakan PT. Freport ini sangat merugikan suku Damal, karena menyalahi nilai-nilai adat dalam kehidupan bermasyarakat. Bukti-bukti yang mendukung bahwa Amungme adalah suku Damal dilihat dari beberapa aspek yakni: a.Bahasa Damal, bahasa yang digunakan sama, waktu perkumpulan umum maupun persekutuan bahasa Damal tidak membutuhkan penerjemahaan dari bahasa Damal ke bahasa Amungme. b.Satu nenek moyang, Nenek moyang orang Damal dan Nenek moyang orang Amungme adalah satu. Dari satu nenek moyang melahirkan satu keturunan yaitu, suku Damal. Sebagian orang Damal berpindah ke daerah Amungsa karena musiba kelaparan di Ilop dan Beoga. c.Satu sistem pemukiman, karena kakaknya ada di Ilop, Beoga dan adiknya ada di daerah Amungsa. Bentuk pemukiman sama, yaitu hi tongi untuk honai laki-laki dan hi ongoi untuk honai wanita. d.Satu wilayah, mereka mendiami di wilayah pegunungan tengah ‘ kartens’. Di sebelah utara kartens didiami oleh suku Damal dan di sebela selatan kartens didiami oleh suku Amungme. Mereka tahu batas wilayah suku tetangga, mereka tidak bisa masuk di wilayah tetangga untuk berburu maupun membuka pemukiman. Dusun-dusun dalam wilayah mereka suda ada batas-batas untuk masing-masing klan. e.Marga, secara garis besar marga suku Damal dibagi menjadi dua yaitu. Magai dan Mom, contoh yang termasuk dalam marga Mom terdiri dari, Natkime, Kum, Magal, Amisim, untuk mereka yang tinggal di Amungsa, sedangkan Ilop dan Beoga mengunakan marga Alom, Murib, Senawatme, Kulla. Yang termasuk marga Magai, yaitu Dolame, Ogolmagai, Uamang, Kelangin, Beanal, untuk mereka yang berdomisili di Amungsa, sedangkan mereka yang berdomisili di Beoga, Ilaga adalah Kiwak, Tenbak, jadi semuanya sama. f.Budaya, budaya Damal sama, tidak berbeda hukum adat istiadat, norma-norma, pelayanan, sifat kepemimpinan, pesta adat, tari-tarian, gotong-royang, perdamaian dan bayar kepala tidak ada perbedaan. g.Satu makanan pokok, keladi dan ubi, keladi sama nilainya dengan babi. Babi dan keladi dimasak dalam acara-acara istimewa. Hal-hal ini menunjukan bahwa suku Damal adalah Amungme. Dari hal kecil sampai besar tidak ada perbedaan yang menonjol.   Kita bisah tahu bahwa menyebut suku berbeda dengan menyebut nama daerah, contohnya menyebut nama daerah Beoga, Ilaga, Jilla, Hoeya, Agimuga dst. Menyebut orang yang berdomisili di daerah tersebut adalah Beogame, Ilagame, Jillame, Hoeyame, Agimugame dst, jadi Amungme adalah mereka yang berdomisili di Amung, jadi ada mengandung unsur me berarti merujuk pada orang yang berdomisili di daerah itu . Berbeda dengan menyebut suku, contohnya suku Damal yaitu mereka yang berdomisili di sebela selatan pegunungan kartens, di kabupten Timika dengan ibu kota Mimika dan sebela utara pegunungan kartens, di kabupaten Puncak dengan ibu kota Ilop. Suku kerabatnya adalah Dani, Moni, Nduga, Mee, Kamoro, dll.

Rabu, 14 Oktober 2009

Beoga

ASAL- USUL ORANG DAMAL Menurut legenda orang Damal berasal dari daerah ‘Mepingama’ Lembah Baliem Wamena. Hal ini dapat ditelusuri dari kata ‘kurima’ yang artinya tempat pertama kali nenek moyang orang Damal berkumpul dan ‘Hitigima’ yang berarti nenek moyang orang Damal pertama kali mendirikan honai dari alang-alang. Honai merupakan rumah adat suku damal secara turun-temuruan sampai kini. Honai yang terbuat dari alang-alang ini berarti bukan semuanya dari alang-alang melainkan atapnya saja yang dari alang-alang, kalau yang lain semuanya dari kayu-kayu tertentu yang bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya. Dari tempat kurima inilah pendiri berbagai suku tinggal, dari sini mereka meninggalkan kurima satu persatu menju ke arah barat. Orang Mee pertama kali keluar dari daerah ini, diikuti oleh suku ‘Moni’ setelah itu suku Damal dan suku Dani. Orang Damal Memasuki Daerah Ilaga dan Beoga Orang Damal mulai memasuku daerah Ilop yang sekarang disebut Ilaga dan Beoga. Daerah Beoga ini merupakan pusatnya suku Damal, mereka mendiami di sepanjang sungai Beogong dari hilir sampai dengan hulu. Bahasa yang mereka gunakan adalaha bahasa Damal, bahasa Damal merupakan bahasa komunikasi antara sesama orang Damal. n Api Orang Damal pada zaman itu telah memasak makanan dengan menggunakan api. Api dibuat dengan “Hagan” yaitu kayu kecil kering yang dibela tengah dan menggunakan tali rotan yang kering, tali rotan dijepit dengan kaju kering yang tengahnya dibela itu, lalu ke dua ujung tali rotannya di tarik terus menerus hingga gesekan antara tali rotan dan kayu mulai panas, kemudian panas itu mengeluarkan asap sampai tali rotan itu putus dan menghasilkan api. Penduduk Asli Ilaga dan Beoga Penduduk asli daerah Ilaga dan Beoga adalah orang Damal. Pembagian menurut marga Damal yang memiliki hak ulayat di daerah Ilaga adalah marga Magai yang menduduki daerah mulai dari kali Kungnomun sampai Owinomun. Marga Alom menduduki daerah mulai dari Namungku Wanin sampai Towengki. Marga Murib (mom)menduduki daerah Towengki dan bagian muarah kali Ilogong menduduki oleh Hagabal, Dang, dan Dewelek. Mualai dari Tagaloan sampai kelebet didiami oleh marga Kiwak. Daerah yang pertama kali didiami orang Damal adalah Ilaga dan Beoga yang merupakan pusat perkembangan orang Damal. Diaspora Dari daerah Beoga dan Ilaga inila orang Damal kemudian menyebar ke Jila, Alama, Bella, Stinga, Hoeya, Temabagapura ( kampung Waa), Aroanop, Timika, dan Agimuga. Daerah-daerah ini secara turun-temurun mereka hidup menetap. Pada umumnya masyarakat Damal menyatu dengan alam mereka, mereka sulit sekali untuk merantau di daerah suku kerabat lainnya. Mereka sangat mencintai daerah mereka sebagai pemberian sang pencipta yang berlimpah dengan kekayaan alam yang begitu subur, dan menyimpan mutiara kehidupan. Gunung-gunung dan lembah-lembah menyimpan kekayaan alam seperti tambang, emas, perak, tembaga, minyak bumi, kayu gaharu, hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan. Alam tempat tinggal mereka menyediakan berbagai bahan sandang dan pangan untuk menyambung kehidupan mereka. Orang Damal percaya bahwa mereka adalah keturunan pertama dari anak sulung nenek moyang bangsa manusia. Mereka hidup di sebela utara dan selatan pegunungan kartens dan juga di sepanjang sungai Nogolonogong (Mambramo). Dari suku Damal ini terpecah menjadi dua suku bangsa, yaitu yang pertama adalah suku Damal yang hidup dan bertempat tinggal di kabupaten Puncak Papua, Ilaga dan Beoga, yang ke dua adalah suku Amungme yang hidup dan bertempat tinggal di kabupaten Mimika, dan anak sukunya adalah suku Delem yang hidup dan bertempat tinggal di sepanjang sungai Mambramo. Mereka ini hanya satu suku dan satu nenek moyang namun satu dengan lain hal mereka terpecah. Suku Delem dan Amungme adalah anak suku dari suku Damal. Sebenarnya suku Delem ini gabungan dari tiga suku, yaitu suku Damal, suku Dani, dan suku Wonno.

Selasa, 08 September 2009

MEMBAGUN DAERAH

Indonesia yang begitu luas dan kepulauan ini dipastikan banyak daerah-daerah yang tergolong terpencil. Yang dimaksud daerah terpencil adalah daerah yang interaksi ruang (spatial interaction) dengan daerah-daerah lain sangat lemah. Perkenbagan suatu daerah ditentukan oleh jarak dari pusat kegiatan ekonomi, sistem kota, sektor unggulan, transpotasi, dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Kabupaten Puncak Papua adalah salah satu Kabupaten yang baru di mekarkan oleh Presiden SBY, Kabupaten ini terdiri dari beberapa kecamatan terpensil yang sangat sulit dijangkau oleh transportasi, dan daerah ini pun dikelilingi oleh pegunungan kartenss dan pegunungan jayawijaya, jadi sangat sulit umtuk sarana transportasi. Maju mundurnya suatu daerah tergantung pada pemerintah daerah maupun pusat, oleh karena itu kami masyarakat kabupaten Puncak Papua sangat mengharapkan agar pemerintah daerah dan pusat memperhatikan kelancaran pembangunan daerah kami ini. Kami mau supaya kami juga hidup seperti orang- orang di kota-kota besar yang hidup bahagia dengan segala faslilitas yang serba mewah. Dengan adanya bantuan transportasi yang memadai maka, kami yakin bahwa daerah kami akan lebih maju dibanding lima kabupaten lainya.

By

Tepy Komangal

All Freinds and Hwo whan to joint us

Arsip Blog

About me

Foto saya
Timika & Beoga, Papua, Indonesia
I like traveling and using my languages. I also like meeting people and I want a new challinye. I'm not patience when people don't meet deadlines. I like people work hard and who are reliable.